CATATAN SINGKAT dari KEGIATAN INVENTARISASI BENTENG wilayah SUMATERA

On: November 28, 2009

sebuah pemikiran KECIL dari pedalaman BELANTARA SUMATERA

Kegiatan inventarisasi benteng untuk wilayah Barat Indonesia, khususnya wilayah Sumatera, telah selesai dilaksanakan. Lebih kurang 4 bulan lamanya, tim inventarisasi wilayah Sumatera telah mendatangi dan melakukan pendataan benteng-benteng tersebut dengan lokasi dan sebaran bentengnya yang sangat beragam.



Benteng-benteng yang telah didata tersebut mulai dari lokasi yang mudah untuk didatangi, karena berada dekat dengan lokasi pemukiman penduduk maupun benteng-benteng yang memiliki akses yang lumayan sulit, karena tidak sedikit benteng-benteng itu yang berada pada daerah-daerah yang jarang dilalui oleh penduduk serta berada pada pulau-pulau yang transportasinya sangat sulit dan sangat bergantung kepada cuaca dan keadan laut pada saat itu.

Berdasarkan hasil inventariasi benteng-benteng yang terdapat di wilayah Sumatera telah mengantarkan kami kepada suatu pembelajaran, yaitu betapa berharganya Indonesia bagi negara-negara yang telah datang kesana pada waktu-waktu dahulunya serta betapa gigihnya kita, bangsa Indonesia, yang telah rela berkorban untuk mempertahankannya, baik itu nyawa maupun harta benda. Sebaran benteng tersebut merupakan salah satu bukti, dari sekian banyak bukti-bukti lain yang sebagian besar dari mereka hanya diam membisu bahkan mulai terlupakan seiring dengan perkembangan bangsa ini setiap waktunya.

Masih terngiang dengan jelas, suatu cerita masyarakat pada salah satu daerah yang telah didatangi dan didata bentengnya, mereka bercerita betapa dengan gigihnya mereka berjuang mempertahankan kedaulatan negara ini walaupun hanya bermodalkan semangat serta gundukan-gundukan tanah yang mereka jadikan sebagai basis pertahanan pada saat itu, yang pada saat sekarang ini kita tentu berpendapat bahwa itu terlalu ringkih untuk dijadikan sebagai sarana pertahanan. Tetapi mereka tidak pernah gentar, bahkan semakin menyulutkan semangat perjuangan diantara meraka, betapa nikmatnya menjadi bangsa yang berdaulat mutlak harus meraka raih.

Lain halnya dengan bangsa asing yang datang, pembangunan benteng merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh para penjajah untuk memperkuat posisi di daerah jajahannya, yaitu dengan membangun benteng-bentang pada kawasan-kawasan strategis di daerah jajahannya (Nusantara Sejarah Indonesia, 2008). Mungkin inilah salah satu alasan mengapa sebaran benteng yang telah didatangi tersebut tersebar posisinya dan kadang kala berada pada tempat-tempat yang susah untuk dijangkau atau memang lokasi tersebut merupakan lokasi yang sangat strategis pada zaman dahulunya.
Saat ini kegiatan inventarisasi benteng-benteng wilayah sumatera telah selesai dilaksanakan. Berdasarkan data yang diperoleh selama melakukan inventarisasi dilapangan, dapat disimpulkan bahwa pulau Sumatera sangat banyak memiliki benteng (struktur pertahanan) baik itu yang telah didata dan mendapat perlindungan hukum, serta yang belum sama sekali.

Jalannya Inventarisasi Benteng untuk Wilayah Sumatera
Pulau Sumatera merupakan daerah yang terdapat pada wilayah Indonesia bagian Barat. Karena faktor luasnya wilayah serta sebaran dari benteng-benteng yang akan diinventarisasi sangat beragam, maka untuk wilayah sumatera kegiatan ini telah dibagi menjadi beberapa tahapan kegiatan dalam pendataannya.

Tahapan dari pengerjaan inventarisasi benteng untuk wilayah sumatera ini adalah:
1 Tahap 1 Desember 2008–Januari 2009 Sumatera Barat dan Sumatera Utara
2 Tahap 2 Januari 2009 Riau, Sumatera Selatan dan Bengkulu
3 Tahap 3 Maret 2009 Lampung, Bangka dan Kepulauan Riau

Berdasarkan hasil inventarisasi benteng untuk wilayah sumatera, hasil yang telah diperoleh sebagai berikut:
1 Sumatera Utara
2 Sumatera Barat
3 Riau
4 Kepulauan Riau
5 Sumatera Selatan
6 Bengkulu
7 Lampung
8 Bangka Belitung
Catatan:
Ada beberapa benteng dari list PDA yang tidak dapat disurvay karena kendala jarak serta biaya yang harus dikeluarkan untuk mencapai lokasi sangat tinggi dan juga beberapa dari list PDA yang tidak ditemukan dilokasi tetapi ada juga beberapa benteng yang tidak ada dalam list yang ditemukan dilapangan.

Klasifikasi benteng Sumatera

Satu hal yang bisa dicatat berdasarkan hasil inventarisasi benteng yang sudah dilakukan untuk wilayah sumatera ini bahwa ternyata daerah kita selain kaya akan hasil alamnya, ternyata juga kaya akan benteng (struktur pertahanan) yang lokasinya tersebar di seluruh wilayah Sumatera. Walaupun sebagian besar dari mereka ada yang masih terpelihara dengan baik serta ada yang sebagian lagi yang sudah terlupakan bahkan menunggu waktu untuk hilang.

Benteng (struktur pertahanan) yang banyak tersebut dapat diklasifikasikan berdasarkan kepada pembangunnya, yaitu:
1. Benteng Tradisional
Yaitu benteng-benteng yang dibangun oleh bangsa Indonesia, yang masih dapat lagi dibagi berupa:
a. Benteng kerajaan
b. Gundukan tanah
2. Benteng Kolonial
Yaitu benteng-benteng yang dibangun oleh Belanda selama berkuasa di Indonesia.
3. Benteng Jepang
a. Kompleks pertahanan
b. Pilboks
c. Bungker
4. Benteng Inggris
5. Benteng Portugis
6. Benteng yang didirikan oleh Perompak Cina

Ini merupakan sebuah temuan baru untuk inventarisasi benteng yang dilakukan pada wilayah Sumatera, ternyata pada beberapa daerah ditemukan benteng yang didirikan oleh selain penguasa asing yang pernah berkuasa di Indonesia, seperti halnya benteng yang didirikan oleh Perompak Cina.

Catatan: beberapa buah benteng (struktur pertahanan) yang saat tim inventarisasi sampai disana tidak ada data yang falid yang dapat menjelaskan mengenai siapa pembangun dari benteng tersebut, karena keterbatasan informasi dan kurangnya pengetahuan dari masyarakat setempat perihal benteng-benteng tersebut.

Fenomena-fenomena benteng yang terdapat di Pulau Sumatera
Pekerjaan inventarisasi benteng untuk wilayah sumatera sudah berakhir, walaupun masih terdapat beberapa pekerjaan lanjutan seperti proses pelaporan kepada pihak PDA (Pusat Dokumentasi Arsitektur) serta melengkapi data-data yang belum optimal dikerjakan selama proses inventarisasi benteng berlangsung dilapangan.
Berdasarkan kepada data-data yang didapat dilapangan, beberapa fenomena yang ditemukan yang berhubungan dengan keadaan kesekarangan dari benteng-benteng yang inventarisasi di wilayah Pulau Sumatera tersebut (diluar Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, karena wilayah ini memiliki tim tersendiri untuk melakukan pendataan benteng untuk daerahnya), diantaranya adalah:
1. Sebagian besar dari benteng-benteng tersebut berada pada keadaan terpinggirkan dan menunggu waktu untuk musnah.
Hal ini merupakan gambaran umum dari benteng-benteng itu sekarang, beberapa alasan mengapa terjadinya hal ini diantaranya adalah:
a. Posisi benteng yang sulit untuk dijangkau, sebut saja beberapa benteng yang terdapat pada kawasan Sumatera Selatan atau yang berada pada Kepulauan Riau, lokasi benteng yang terdapat pada daerah rawa yang sangat sulit untuk dijangkau atau beberapa benteng yang sudah terendam didalam air sehingga sangat sulit untuk menemukannya kembali serta gelombang laut yang besar pada saat survey berlangsung.
b. Kurangnnya pengetahuan masyarakat tentang benteng-benteng yang terdapat disekitar mereka, karena selama ini mungkin mereka memang tidak pernah mencari tahu dan tidak tahu untuk bertanya kepada siapa mengenai benteng-benteng yang telah ada disekitar lingkungan mereka tersebut.
c. Dalam proses penghancuran karena sudah tidak relevan lagi dengan keadaan sekarang. Hal ini merupakan salah satu bentuk yang sangat memprihatinkan dari benteng-benteng tersebut, sebut saja beberapa struktur pertahanan yang terdapat pada Kota Palembang, dimana satu buah pilboks dan landasan meriam yang pada saat tim sampai disana, masyarakat sekitar sedang berusaha untuk menghancurkannya karena menurut mereka lokasi benteng yang akan digunakan sebagai areal pengembangan sarana perumahan serta ruang terbuka umum untuk bermain bagi anak-anak.
d. Kurangnya perhatian pemerintah setempat maupun pusat mengenai asset benteng (struktur pertahanan) yang mereka miliki. Tidak sedikit daerah-daerah yang didatangi oleh tim inventarisasi yang masih belum memiliki data mengenai benteng-benteng tersebut atau bahkan belum adanya kebijakan pemerintah yang tetap serta mengikat mengenai nasib dari benteng-benteng yang terdapat pada daerahnya itu.
2. Menjadi salah satu alternative hunian yang baru bagi masyarakat.
Saat ini pilboks atau benteng juga telah difungsikan sebagai salah satu alternative hunian bagi penduduk sekitar, sebut saja salah satu pilboks yang terdapat di Kota Medan dan Kota Palembang, saat ini masyarakat telah menjadikannya sebagai rumah untuk hunian keluarga mereka. Walaupun dirasakan sangat panas pada malam hari, tetapi hal ini juga merupakan salah satu bentuk kegiatan yang positif yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk menjaga keberlangsungan dari benteng peninggalan Jepang tersebut.
3. Sebagai objek wisata sejarah.
Salah satu bentuk yang ideal dari pemanfaatan benteng untuk saat sekarang ini diantaranya adalah dengan menjadikan benteng tersebut sebagai salah satu objek wisata sejarah untuk daerahnya. Walaupun banyak benteng yang saat ini hanya pasrah menunggu waktu untuk hancur dan musnah, tetapi pada beberapa daerah sudah ada tindakan yang sangat positif yaitu dengan menjadikannya sebagai salah satu objek wisata. Sebut saja benteng Marlborough di kota Bengkulu serta Fort De Cock di kota Bukittinggi yang sekarang ini merupakan salah satu tempat objek wisata sejarah yang sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan, baik itu domestic maupun mancanegara.
4. Sebagai kompleks militer.
Untuk beberapa daerah di wilayah Sumatera, benteng sudah ada yang digunakan oleh pihak militer sebagai kantornya. Salah satu contohnya adalah Benteng Kuto Besak yang terdapat di kota Palembang, yang sekarang ini sudah digunakan oleh Kesdam II Sriwijaya serta sebagai Rumah Sakit A.K. Gani.
5. Sebagai Hotel
Ada juga fenomena yang menggembirakan dari kesekarangan benteng yang terdapat di pulau Sumatera, yaitu sebagai salah satu sarana akomodasi yaitu sebagai hotel (Benteng Prince Hendrix salah satu contoh yang terdapat pada Kepulauan Riau)

Konstelasi benteng dengan kawasan sekitarnya
Selain benteng-benteng tradisional, yang jelas merasa dimiliki oleh masyarakat dan secara sadar masyarakat mengakuinya sebagai salah satu asset penting bagi mereka sebagai bukti dari gigihnya perjuangan pendahulu mereka dalam menjaga keutuhan dari bangsa ini, namun tidak begitu halnya dengan benteng-benteng lain yang notabene merupakan peninggalan bangsa-bangsa asing yang pernah berkuasa dan menyebut negara kita ini adalah negara jajahan mereka, yang harus dipertahankan walau bagaimanapun caranya.

Sekilas kita dapat melihat, bahwa sebagian besar dari bangunan-bangunan pertahanan tersebut tidak memberikan apa-apa terhadap lingkungan dimana bagunan tersebut berada sekarang, baik itu dalam skala makro (kota) maupun dalam skala messo dan mikronya, yaitu dalam lingkungan masyarakatnya.

Bangunan-bangunan pertahanan tersebut lebih terlihat seperti sebuah bangunan asing yang tiba-tiba saja muncul ditengah-tengah konstelasi kota/desa/pemukiman penduduk sekarang, yang tidak tahu akan dijadikan sebagai apa dan digunakan untuk kegiatan apa. Karena memang berdasarkan kepada kenyataannya bangunan-bangunan tersebut merupakan elemen penting khususnya pada zaman dahulu, yaitu sebagai basis-basis pertahanan pada saat perang berlangsung, tetapi sekarang bangunan-bangunan tersebut tidak lebih sebagai sebuah bangunan bisu yang tidak berfungsi apa-apa lagi.

Jika dilihat dari posisinya sekarang, salah satu alasan lain yang membuatnya menjadi seperti itu adalah bahwa lokasi-lokasi dimana bangunan tersebut berada merupakan daerah-daerah yang memiliki arti khusus pada saat dulunya, tetapi tidak begitu lagi dengan keadaannya sekarang. Sebut saja pilboks-pilboks peninggalan Jepang yang posisinya tersebar disepanjang kawasan pantai Barat Sumatera, mungkin hal itu pada zaman dahulunya merupakan bentuk dari transformasi system peperangan yang dilakukan oleh bangsa Jepang yang berubah dari system benteng pertahanan yang besar dan terpusat pada satu daerah menjadi bangunan-bangunan kecil yang posisinya tersebar pada titik-titik yang dianggap krusial pada waktu itu. Hal lain yang juga menjadi salah satu kemungkinan mengapa terdapatnya perbedaan dari bangunan-bangunan pertahanan dari masing-masing rezim penguasa itu adalah lama atau singkatnya waktu mereka berkuasa di Indonesia.

Tetapi terlepas dari itu semua, sebagian besar dari benteng atau struktur pertahanan yang tersisa sekarang ini bisa disimpulkan sebagai benda asing yang tidak memberikan kontribusi apa-apa lagi pada saat kesekarangannya (khususnya untuk wilayah Sumatera).

Keterlantaran benteng
Berdasarkan kepada hasil inventarisasi benteng-benteng yang telah dilakukan untuk wilayah Sumatera, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, mengapa benteng-benteng tersebut menjadi terlupakan dan tidak memiliki arti apa-apa lagi, yaitu:
1. ‘Kemungkinan’ kecenderungan dari masyarakat kita yang kurang mencintai masa lalu.
Alasan ini mungkin sangat pribadi sekali, bahwa tidak sedikit masyarakat yang beranggapan bahwa masa-masa dahulu merupakan masa yang kelam yaitu pada saat kita masih dijajah oleh bangsa-bangsa asing dan harus dibuang jauh dari memori kita. Tetapi kalau boleh sedikit bersumbang saran hal ini sebenarnya tidak mutlak harus dilakukan, karena benteng-benteng peninggalan tersebut merupakan salah satu bukti fisik yang masih tersisa dizaman sekarang, betapa Indonesia merupakan negara yang sangat gigih dalam mempertahankan kemerdekaan maupun kedaulatan negaranya serta dapat dijadikan sebagai cambuk untuk masa sekarang dalam mengisi kemerdekaan yang telah dititipkan kepada kita oleh pendiri bangsa ini yang telah berkorban banyak untuk menggapainya.
2. Sebagian besar dari bangunan-bangunan struktur pertahanan (benteng) tersebut tidak memiliki nilai ekonomisnya sama sekali.
Mungkin inilah salah satu alasan yang paling relevan untuk saat ini, karena sebagian besar benteng-benteng peninggalan tersebut memang tidak memiliki nilai ekonomis sama sekali, seperti contoh dari lokasinya, yang terdapat ditengah hutan atau dipinggir rawa-rawa yang sudah tidak kelihatan lagi wujudnya serta tidak mampu berkontribusi apa-apa bagi daerah disekitarnya.

Keberlangsungan Benteng Untuk Masa Yang Akan Datang
Inventarisasi telah selesai dilaksanakan, berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan tersebut dapat diketahui wilayah Sumatera memiliki lebih kurang 74 benteng (struktur pertahanan) baik yang besar maupun yang kecil, yang masih utuh maupun yang relative hancur serta posisinya yang tersebar ditiap-tiap priopinsinya. Pertanyaan berikutnya yang harus menjadi perhatian kita bersama adalah mau diapakan lagi setelah pendataan ini berhasil dilakukan.

Seperti pertanyaan-pertanyaan dari masyarakat setempat yang kerap ditemui selama dilapangan, sebenarnya bangunan ini mau diapakan? atau bahkan yang agak lebih ekstrim lagi dari pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh masyarakat itu adalah apakah mereka (bangsa asing) akan mau menjajah kita kembali?

Beberapa pertanyaan-pertanyaan yang sering ditemui dilapangan tersebut merupakan gambaran actual dari pandagan mereka terhadap benteng-benteng yang terdapat diantara mereka itu. Sebuah nilai positif yang dapat terlihat dari masyarakat sehubungan dengan pendataan benteng ini adalah mulai tumbuhnya kesadaran bagi mereka terhadap benteng (struktur pertahanan) yang mereka miliki walaupun pada beberapa daerah tindakan ini memang sudah tumbuh jauh sebelum tim inventarisasi sampai kesana.
Serta beberapa keluhan yang dipaparkan oleh pihak-pihak keluarga kerajaan yang merupakan pemilik resmi dari benteng-benteng tradisional yang terdapat pada beberapa daerah diwilayah Sumatera, yaitu masih kurangnya koordinasi dengan mereka (pihak keluarga) oleh pihak pemerintah mengenai tindakan-tindakan yang akan diambil terhadap benteng-benteng tradisional yang mereka claim sebagai harta pusaka milik keluarga mereka yang sah. Kadangkala tindakan pemugaran itu tanpa mendiskusikan atau mengkonsultasikan dengan pihak mereka terlebih dahulu. Memang hal tersebut merupakan hak otoritas penuh pihak pemerintah, tetapi alangkah lebih baiknya lagi masyarakat juga dibawa serta dalam tindakan tersebut.

Mungkin pendekatan-pendekatan inilah yang harus lebih diperhatikan lagi oleh pihak pemerintah terhadap penanganan bangunan-bangunan tersebut pada masa-masa yang akan datang juga tidak tertutup kemungkinan pada benteng-benteng yang lainnya.
Semoga dengan kegiatan pengiventarisasian ini akan membuka kembali mata kita bahwa masih banyak memiliki asset-asset yang masih belum terdata atau belum tertangani dengan baik.

Kegiatan inventori ini merupakan kerjasama
PUSAKA (PUSAT STUDI KONSERVASI ARSITEKTUR) dengan
PDA
(PUSAT DOKUMENTASI ARSITEKTUR)


2 komentar on "CATATAN SINGKAT dari KEGIATAN INVENTARISASI BENTENG wilayah SUMATERA"

Anonymous said...

BTW, use GSM jammer to jam all secret transmitters in your home or at work.

Anonymous said...

Yes exactly, in some moments I can bruit about that I acquiesce in with you, but you may be in the light of other options.
to the article there is stationary a without question as you did in the go over like a lead balloon a fall in love with delivery of this demand www.google.com/ie?as_q=download boost 2.0 ?
I noticed the phrase you suffer with not used. Or you partake of the pitch-dark methods of development of the resource. I have a week and do necheg