dalam carut marut yang tak berujung

On: September 18, 2011

'carut marut', sebuah kata yang paling tepat [seharusnya] untuk melukiskan betapa peliknya permasalahan yang mendera sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara kita saat ini. [dan] masih segar dalam ingatan permasalahan dari tahun lalu yang masih hangat dibicarakan yang tiba-tiba harus kalah bersaing dengan obrolan baru yang mulai membuat resah hingga menutup dengan begitu sempurna cerita [dosa] lama.

kasus korupsi [dengan tokoh utama yang selalu berganti dan selalu dengan ide cerita yang keren] yang episodenya hampir-hampir menggusur ketenaran dari sinetron cinta 'f', sengketa pedagang kecil yang selalu berujung dengan permainan kucing-kucingan dengan para petugas satpol pipi, bobroknya sistem pendidikan indonesia yang salah satunya berbuntut dengan diusirnya salah seorang pelajar sekolah dinegari ini akibat tidak mampu membeli seragam baru pada tahun ajaran yang baru [entah ide yang tidak bermutu apa yang ada didalam kepala oknum yang berstatus sebagai seorang pendidik tersebut] hingga masih adanya rakyat indonesia ditiap pelosok negeri ini yang akibat keterbatasan ekonomi belum mampu memakan nasi sebagai konsumsi utama dalam pemenuhan rasa lapar setiap hari, belum lagi listrik yang hingga detik ini masih merupakan barang yang sangat ajaib untuk mereka miliki [gak usah jauh-jauh, lihat saja sekeliling kita, betapa banyak kaum miskin yang masih berharap pada sinar bulan dan bintang yang mereka daulat sebagai pelita kala malam mulai turun] serta roman picisan ini dan itu yang selalu diteriakkan setiap stasiun tipi dan diulas kembali dalam tulisan koran lokal maupun nasional. [hmm....masalah indonesia memang banyak ya, salut buat indonesia yang hingga detik ini masih bisa memaksakan diri untuk mencoba sejajar dengan negara-nagara lain yang ada dibelahan dunia lain]

cerita-cerita heroik perjuangan para pendahulu yang begitu gagah berani dalam menentang penjajahan tiba-tiba menjadi hilang 'taring', begitupun dengan prestasi indonesia dalam kancah dunia sepertinya hanya tinggal dongeng dan mitos belaka yang tidak akan mampu lagi untuk ditelusuri ulang, biarlah semua itu tetap sebagai cerita yang akan selalu kita bisikkan ketelinga-telinga para anak cucu bangsa [dengan sangat berharap merupakan penerus bangsa dimasa yang akan datang] tatkala mengantarkan mereka untuk segera terlelap menjemput mimpi atau biarkan itu semua hanya merupakan mimpi bagi mereka yang segera akan hilang kala dinginnya udara pagi membangunkan mereka besok.

[seharusnya] jangan pernah bertanya tentang apa yang sudah diberikan oleh negara ini kepada kita, tetapi saya sudah berbuat apa untuknya. mungkin kita lupa, bahwa tanah air ini bukanlah ladang 'gratis' dimana kita diizinkan untuk menguras mereka dengan bebas dengan segala keterbatasan manusiawi menjadi alasan utama kala menjarah mereka [hehehe manusia emang paling top untuk urusan ini, berbanggalah kita sebagai salah satu dari mereka]

pribadi, pernah dikejutkan oleh pertanyaan salah seorang sahabat yang bertanya dengan sangat polos pada suatu masa [masih adakah yang membuatmu bangga sebagai salah seorang putra bangsa yang tanpa disengaja harus lahir dinegara ini?]
seharusnya memang tidak ada yang membuat [pribadi] bangga dengan bangsa ini, gak usah neko-neko deh, memang tidak ada kok sesuatu dinegara ini yang bisa membuat rasa bangga itu lahir atau terlahir kembali [semoga], hingga dimana pada suatu masa nanti ke[miskin]an merupakan status sosial yang paling tinggi yang dimiliki oleh negara ini. tetapi karena rasa nasionalisme yang selalu menyesakkan dada, [dengan sangat terpaksa] selalu bangga juga akhirnya [terimakasih untuk netral, garuda didadaku, dia akan tetap disana]

sekonyong-konyong [coretan ini sepertinya hanya seperti surat pengakuan dosa yang termiliki sejak lahir] yang tidak tahu akan diterbitkan dimana dan percetakan siapa yang mau mempublishnya.

[untuk para anak bangsa serta pribadi yang menulis] kenapa ketimpangan-ketimpangan itu ada dan sepertinya sudah mendarah daging pada kita, hingga sepertinya susah sekali untuk dilepaskan dari identitas diri [yang salah apa sih] tidak ada yang salah kok, itu semua sudah benar adanya, tinggal bagaimana cara pandang untuk memaknainya [dengan seadil-adilnya dalam menilai]

bukan tanpa alasan [atau hanya sekedar mencari kambing hitam untuk membenarkan] terimakasih yang mendalam kepada salah satu stasiun televisi swasta tanah air yang telah menayangkan dengan rajin geliat kaum kecil di negari ini dengan segala ketidakberdayaan yang mencoba untuk survive ditengah-tengah ketidakdianggapan mereka oleh penguasa negeri antah berantah ini. [jujur] air mata yang kita teteskan takkan meluruhkan derita mereka, atau umpatan kita kepada penguasa yang telah berlaku tidak adil [kepada mereka] bukanlah jawaban atas doa mereka yang diteriakkan kala beban rasanya sudah tidak mampu lagi untuk dipikul. bohong besar rasanya, apabila anggapan kita bisa membantu mereka.

[tetapi mereka selalu tersenyum, walau dalam segala beban dan label penderitaan yang sudah tersematkan untuk mereka]

hari ini [bahkan sejak beberapa waktu yang lalu] indonesia sedang tertidur pulas dan beban penderitaan mereka itu [adalah bonus mimpi sebagai balasan tidur yang nyenyak] tetapi yang sebentar lagi pagi akan menjelang dan bulan tidak akan selamanya menjanjikan malam yang tenang untuk ditiduripun berakhir sudah. dan mimpi itu? segeralah hadapi mereka dengan senyuman tipis pada masing-masing wajah, karena mereka akan menjumpai kita.
wahai para pemegang tonggak-tonggak negeri mimpi ini, semoga terbangun lebih dahulu [tunggu mereka di tapal batas dan tuntaskan pertanggungjawabanmu kepada mereka, amanah yang terpaksa mereka gadaikan kepadamu]

dan untuk [pribadi], jangan biarkan tangan yang dianugerahkan kepadamu sampai lupa untuk ada, [coba] untuk usap raut kesedihan pada mereka yang sudah terbiasa hidup dengan kurang.
kalau tidak mampu berbuat, sekurang-kurangnya jangan menambahkan beban pada kisah suram ini [sudah cukup].

ahh.....sunrise nya norah jones begitu merdu terdengar sore ini [seiring dengan ketidak jelasan semuanya dan carut marut itu, masih akan tetap tidak akan pernah berujung, semoga......]

1 komentar on "dalam carut marut yang tak berujung"

deded corner said...

i'll try....